Sejarah
panjang perekonomian selalu diwarnai oleh konsep baru seiring dengan peralihan
peradaban yang dipicu oleh kemajuan tekonologi, perubahan sosial, ekonomi dan
budaya masyarakat. Alvin Toffler (1980) dalam teorinya melakukan pembagian
gelombang peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah
gelombang ekonomi pertanian, kedua gelombang ekonomi industri, dan yang ketiga
adalah gelombang ekonomi informasi. Peningkatan jumlah penduduk, keterbatasan
sumber daya alam dan kemajuan teknologi mendorong munculnya gelombang ekonomi
baru yang disebut dengan gelombang ekonomi kreatif.
Definisi
ekonomi kreatif dapat disimpulkan bahwa pembangunan berdasarkan konsep ekonomi
kreatif adalah pembangunan yang melandaskan pada pengembangan kreatifitas
masyarakat. Kreatifitas dianggap sebagai aset penting atau modal dasar dalam
pembangunan ekonomi yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Esensi
pembangunan berlandaskan ekonomi kreatif adalah pembangunan ekonomi yang
mengedepankan pengembangan kempuan setiap individu untuk dapat lebih berkarya
sehingga kesejahteraan masyarakat tercipta dengan sendirinya.
Ekonomi
Kreatif, Budaya dan Nasionalisme
Sebagai
negara berkembang, perkembangan ekonomi, teknologi, sosial dan budaya Indonesia
tentu saja tertinggal jika dibandingkan dengan negara maju. Untuk mengejar
ketertinggalan diberbagai bidang dengan melihat esensi dari ekonomi kreatif
sangat tepat jika pembangunan di Indonesia melandaskan pada konsep ekonomi
kreatif.
Indonesia
adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan budaya, namun selama ini
pengelolaan atas sumber daya tersebut belum mampu mensejahterakan seluruh
masyarakat. Selama ini pengelolaan sumber daya untuk mensejahterakan masyarakat
belum maksimal. Pengelolaan dalam pembangunan ekonomi tidak hanya mengacu pada
pemerintah, namun juga membutuhkan peran serta para cendikiawan, pelaku bisnis
dan masyarakat umum. Selama ini, kelemahan mendasar dalam pembangunan ekonomi
adalah integritas dan kreatifitas.
Konsep
pembangunan ekonomi keartif merupakan pembangunan yang berlandaskan pada
kreatifitas. Untuk dapat mengembangkan kreatifitas harus ditumbuhkan integritas
pada setiap individu didalam masyarakat. Kreatifitas merupakan imajinasi,
inspirasi atau kemampuan untuk membuat sesuatu yang berasal dari ide kreatif.
Untuk mewujudkan ide menjadi sebuah karya dibutuhkan integritas yang tinggi
atas ide tersebut. Didalam ekonomi kreatif, kreatifitas dipandang sebagai aset
utama. Oleh karena itu, kreatifitas yang berasal dari ide harus ditingkatkan
dan dikembangkan.
Budaya
sebagai Akselerator Pembanguan Ekonomi
Dalam
pembangunan yang berlandaskan ekonomi kreatif pengembangan ide kreatif dapat
dilakukan dengan pembentukan budaya kreatif. Pembentukan budaya kreatif adalah
pembentukan citra budaya baru tanpa harus menanggalkan identitas budaya lama.
Dibutuhkan kolaborasi setiap elemen masyarakat untuk dapat membentuk citra
budaya baru. Pemerintah, akademisi atau cendikiawan dan pelaku bisnis aktor
utama dalam pembentukan budaya kreatif. Pemerintah, akademisi atau cendikiawan
dan pelaku bisnis harus dapat berelaborasi sehingga dapat memperkaya
pengetahuan antar elemen tersebut yang pada akhirnya menghasilkan sinergi
berupa ide-ide atau cara pandang baru. Sinergi ketiga elemen masyarakat
tersebut akan membentuk budaya kreatif tanpa menghilangkan identitas budaya
lama.
Pengembangan
citra budaya baru tidak serta merta menghilangkan belief masyarakat yang sudah
terbentuk sebelumnya sehingga konflik dapat dihindari. Pengembangan citra
budaya baru harus didukung dengan integritas yang tinggi antar eleman utama
pembentukan budaya kreatif di masyarakat. Integritas atau kejujuran akan
menumbuhkan rasa toleransi dengan tetap berlandaskan khasanah keagamaan dan
budaya lokal dan meningkatkan penghargaan atas kreasi seseorang. Toleransi dan
apresiasi atas hak cipta adalah kunci pengembangan budaya kreatif. Toleransi
atas sebuah perbedaan akan menumbuhkan ide-ide kreatif di masyarakat.
Penghargaan atas hak cipta akan mendorong setiap orang untuk berusaha
mewujudkan ide kreatif menjadi sebuah barang dan jasa yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi.
Budaya
sebagai Resources
Budaya
mempunyai peran ganda dalam pembangunan yang berlandaskan ekonomi kreatif.
Selain sebagai akselerator atau faktor utama penggerak dalam pengembangan
ekonomi kreatif, budaya adalah resource atau sumber daya yang dapat
dikembangkan menjadi sebuah produk bernilai ekonomi tinggi. Pembentukan budaya
kreatif akan mendorong pemanfaatan budaya sebagai sumber daya ekonomi yang
dapat dikembangkan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi. Pemanfaatan budaya
lokal seperti tarian khas daerah, rumah adat dan kerajinan lokal membutuhkan
ide-ide kreatif dan elaborasi antara pelaku bisnis pemerintah dan cendikiawan.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya seharusnya dapat memanfaatkan
sumber daya budaya menjadi salah satu sumber daya ekonomi yang mempunyai nilai
jual tinggi. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia dapat
dikembangkan menjadi produk pariwisata atau produk seni sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Peran
Pemuda dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif
Pembanguan
ekonomi kreatif membutuhkan peran besar pemuda. Sebagai jiwa yang mempunyai
daya ekplorasi tinggi pemuda adalah sumber daya insani yang dapat dibentuk
menjadi insan-insan kreatif dan mempunyai integritas tinggi dalam mewujudkan
sebuah ide. Dengan mendorong tingkat kreatifitas pemuda berarti mengarahkan
pemuda untuk lebih produktif.
Peran
penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang
dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928,
proklamasi kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa
tahun 1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan
kekuasaan Orde Baru sekaligus membawa bangsa Indonesia memasuki masa
reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa pemuda selama ini
mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan, pembaruan, dan
pembangunan bangsa.
Potensi
sumber daya insani Indonesia tergambar pada angak jumlah angkatan kerja yang
pada bulan Februari 2009 mencapai 113,17 juta jiwa. Pembentukan insan-insan
muda menjadi insan kreatif akan meningkatkan produktifitas pemuda sehingga
dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia yang sekarang ini mencapai
9.342 juta jiwa. Dengan pembangunan yang berlandaskan kreatifitas masyarakat
dan pemuda sebagai aktor utama, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara
efisien. Pemanfaatan kreatifitas pemuda akan mendorong pembentukan lapangan
kerja baru yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Sudiyo
(2003) dalam bukunya yang berjudul “Arus Perjuangan Pemuda” menyatakan bahwa
ada kecenderungan para generasi muda untuk berpacu dalam dunia pendidikan yang
menghasilkan hal-hal yang bersifat praktis dan efektif mendatangkan materi siap
pakai, tanpa dilandasi rasa tanggung jawab untuk bela negara, yang sebenarnya
mulai saat ini pula dapat dirasakan adanya tantangan yang sangat dahsyat untuk
menghadapi berbagai kompetitif dalam era globalisasi.
Membangun
hendaknya jangan dibatasi pada hal-hal yang bersifat fisik seperti mendirikan
gedung atau menyiapkan prasarana. Membangun adalah memberdayakan masyarakat
dari semua segmen dan elemen. Kalau mereka tergolong miskin, bagaimana
diupayakan adanya peluang usaha agar mereka dapat keluar dari situasi
kemiskinan. Kalau mereka penganggur, bagaimana kita buka latihan keterampilan
agar mereka bisa membuka usaha mandiri.
Pembangunan
fisik sesungguhnya hanya sebuah instrumen untuk mempermudah pemberdayaan
masyarakat. Sebuah alat yang dapat membantu kita untuk memberdayakan
masyarakat. Sekarang, bagaimana kita secara bersama-sama memanfaatkan sarana
dan prasarana tersebut untuk mengangkat harkat dan martabat rakyat Aceh Tengah.
Disadari
atau tidak, bahwa disekitar kita masih terdapat 9.643 rumah tangga miskin
(tahun 2007 lalu mencapai 16.966) yang membutuhkan ruang gerak ekonomi. Selama
ini, mereka hidup apa adanya diantara gemerlap kehidupan orang-orang yang
beruntung. Mereka tidak pernah mengungkapkan derita itu secara eksplisit,
melainkan mencoba merasakan derita itu dengan ketabahan. Nampaknya, kitalah
yang harus berbuat dan bergerak untuk menghalau kemiskinan dari sekitar mereka.
Obsesi
itu yang menjadi visi Kabupaten Aceh Tengah yaitu: ”Terwujudnya kemakmuran
terhalaunya kemiskinan menuju masyarakat Aceh Tengah Sejahtera 2012.” Visi ini
adalah sebuah tantangan untuk kita, termasuk tantangan untuk para pemuda dan
seluruh masyarakat yang ingin ambil bagian dalam mewujudkan visi tersebut.
Pemuda
harus disiapkan sejak dini untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Pembentukan
kreatifitas pemuda dapat dimulai dari lingkungan pendidikan seperti kampus.
Melalui arahan akademisi sejak dini pemuda diperkenalkan pada dunia usaha atau
profesional dan diajak untuk belajar memahami lingkungan dan budaya bangsa.
Dengan demikian pemuda dapat terpacu untuk berkarya dan dapat meningkatkan rasa
nasionalisme pemuda. Dimana pada akhirnya pemuda dapat memberikan sumbangan
nyata bagi kemajuan bangsa dan negara.
Referensi:
http://sarjantahir.com/index.php/web/artikel/detail/16/Melestarikan-Budaya-Bangsa-dan-Meningkatkan-Peran-Pemuda-dalam-Pembangunan-Ekonomi-Nasional
http://www.lintasgayo.com/15137/peran-pemuda-dalam-pembangunan-ekonomi-pendidikan-dan-politik.html
http://batamtoday.com/berita62555-Peran-Generasi-Muda-dalam-Membangun-Karakter-Bangsa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar