Posted by: yanuar_firmansyah at yahoo.co.id ,Oct
10, 2010 — Semua promosi, termasuk periklanan, diterima oleh konsumen
sebagai informasi yang ada di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, model
pemrosesan kognitif dalam pengambilan keputusan relevan digunakan
untuk memahami dampak dari jenis promosi yang digunakan terhadap konsumen.
Pertama konsumen harus diekspose pada sebuah informasi
promosi. Kemudian mereka harus masuk ke dalam komunikasi promosi dan memahami
maknanya. Akhirnya, pengetahuan, makna dan kepercayaan yang didapat tentang
bentuk promosi yang ditrerimanya akan diintegrasikan dengan pengetahuan lainya
untuk menciptakan sikap merek dan membuat keinginan untuk membeli (Peter &
Olson, 2000:188)
Iklan sendiri merupakan suatu perilaku konsumen dalam
melakukan pemrosesan informasi. Informasi merupakan isi dari apa yang
dipertukarkan dengan dunia luar sebagaimana kita menyesuaikannya dan membuat
penyesuaian dengan yang kita rasakan (Mowen & Minor, 2002:80)
Mowen & Minor (2002:82-83) mengemukakan terdapat tiga
faktor penting yang akan mempengaruhi pemrosesan informasi, yaitu: persepsi,
tingkat keterlibatan konsumen, dan memori :
· Faktor kedua yang mempengaruhi pemrosesan informasi adalah tingkat keterlibatan konsumen dalam proses yang akan menggeser konsumen dari tingkat penerimaan ke tingkat perhatian, yang pada akhirnya sampai pada tahap pemahaman persepsi.
· Faktor ketiga, memori, memegang peranan penting pada setiap tahap persepsi, dimana akan memandu proses exposure dan perhatian dengan membiarkan konsumen mengantisipasi rangsangan yang mereka hadapi. Memori juga membantu proses pemahaman tentang suatu pengetahuan dengan menyimpan pengetahuan tersebut dan membukanya kembali dalam suatu bentuk rangsangan.
Perspektif pemrosesan kognitif menyatakan bahwa mengembangkan
strategi pemasaran yang berhasil intinya adalah permasalahan komunikasi. Model
sederhana yang memperlihatkan faktor-faktor kunci dalam proses komunikasi
dimulai ketika sumber komunikasi menentukan informasi apa yang harus
dikomunikasikan dan meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk simbol-simbol
yang paling tepat (kata, gambar, tindakan).
Pesan tersebut kemudian ditransmisikan ke sebuah penerima
melalui berbagai media. Penerima atau konsumen, jika diekspos ke dalam suatu
promosi, harus men-dekoding atau menterjemahkan maknanya. Kemudian konsumen
tersebut dapat mengambil tindakan, yang dapat berupa pergi ke toko atau
melakukan pembelian (Peter & Olson, 2000:188). Dua tahapan model komunikasi
yang dibutuhkan demi keberhasilan penerapan strategi promosi:
·
Yang
kedua adalah pen-dekodingan, yaitu ketika konsumen masuk dan memahami informasi
dalam komunikasi promosi dan mengembangkan interpretasi pribadi mereka terhadap
makna yang ditangkap (Peter & Olson, 2000:188).
Dari paparan diatas, dapat diambil simpulan bahwa iklan yang
terutama ditujukan untuk memperkuat kesadaran konsumen terhadap suatu merek,
pengingatan dianggap cukup untuk mengukur efektivitas iklan yang dinyatakan
dengan advertising awareness.
Sedangkan persuasi berkaitan dengan dampak pemahaman konsumen
terhadap suatu iklan, terhadap kepercayaan konsumen pada ciri atau konsukuensi
produk, sikap terhadap merek, merek terhadap keinginan atau pembelian merek.
Suatu iklan diharapkan dapat menciptakan rantai akhir suatu pengetahuan produk
sebagaimana yang diinginkan yaitu menemukan apakah konsumen mampu membentuk
pengasosiasian yang tepat antara merek dengan pribadi dari konsumen.
Penelitian aplikatif yang dapat digunakan untuk mengukur
efektifitas sebuah periklanan dapat dilakukan dengan metode CRI (Customer
Response Index). Customer Respon Index (CRI) yaitu Alat analisis ini digunakan
untuk mengetahui respon konsumen pada suatu periode waktu tertentu kampanye
iklan suatu merek, dalam bentuk prosentase respon konsumen dalam kuesioner,
sehingga diperlukan pengukuran kembali pada waktu mendatang.
Kelebihannya adalah cukup mudah menggunakan karena cukup
memprosentasekan respon konsumen dari kuesioner yang didapat, kekurangannya
adalah karena dalam bentuk prosentase hasil akhirnya, tidak adanya kategori
efektifitas iklan yang baku dari referensi yang ada. Dengan menghubungkan
antara respon seorang konsumen terhadap iklan dimulai dari :
tahu merek (brand
awareness) -> tertarik merek (Brand Atttraction ) -> tertarik membeli
(Brand Interest) -> berniat membeli (Brand Intentions) -> melakukan
pembelian secara nyata (Brand Action).
Sebenarnya dapat dikatakan adalah sebuah proses keputusan
pembelian oleh konsumen dengan stimulus dari lingkungan luar adalah iklan dan
aktifitas promosi. Ini terlepas dari stilumulus luar seperti harga, distribusi,
pengaruh lingkungan sekitar, dsb. Sebenarnya 3 P (Product, Place, Price)
lainnya juga mempengaruhi tetapi hal ini bergantung kepada materi dari iklan
dan aktifitas kampanye promosi yang digalakkan dari produsen apabila menggunakan
grafik ini.
Sumber: http://qnoyzone.blogdetik.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar